Badriya Haji Khidhir Muhammad al-Abdeli, juri bagian nada MTQ internasional perempuan ketiga dari Kuwait, mengatakan kepada IQNA, “Untuk pertama kalinya saya menjadi juri dalam MTQ internasional dan saya telah memiliki pengalaman menilai dalam MTQ domestik di Kuwait.”
“Musabaqoh ini dilaksanakan dengan baik, dan saya terkejut dengan bakat peserta dan cara penyelenggaraan musabaqoh, dan saya berterima kasih kepada penyelenggara karena mengundang banyak negara untuk berpartisipasi dalam musabaqoh ini,” imbuhnya.
Juri Quran Kuwait dalam menjawab pertanyaan tentang perbedaan antara penjurian Alquran Iran dan Kuwait mengatakan: “Keduanya sangat berbeda, di Iran, memiliki komite penjurian yang sangat khusus dan didedikasikan dalam pelbagai kategori, suara dan nada, wakaf dan ibtida’ dll, sementara ini tidak ada tidak di Kuwait.”
Badriya Haji al-Abdeli, dengan mengisyaratkan kehadiran dua peserta penyandang cacat netra dalam musabaqoh perempuan, mengatakan: "Kehadiran dua orang ini sangat mengagumkan, dan menunjukkan perhatian khusus pada penyandang cacat netra, yang merupakan bagian dari kelompok-kelompok tertentu di masyarakat."
Juri Kuwait menekankan: “Penyandang cacat netra ini tidak memiliki mata, tetapi mereka memiliki telinga dan pendengaran mereka bekerja dengan baik, kita membutuhkan pendengaran untuk membaca Alquran, dan bahkan jika orang tersebut tidak memiliki kenikmatan mata, namun itu bisa diselesaikan dengan alfabet Braille.”
Dia menekankan bahwa penyandang cacat netra memiliki indera pendengaran yang tinggi karena kurangnya penglihatan, dia mendengarkan melalui telinga, mempelajarinya dan menghafal Alquran, dia tidak melihat, namun dia menggunakan potensi penuhnya untuk mendapat manfaat nikmat-nikmat Ilahi dan berhasil.
Badriya Haji al-Abdeli juga mengatakan: "Kehadiran penyandang cacat netra dalam Alquran adalah hal yang baik dan ini merupakan kesempatan bagi mereka untuk menampilkan Alquran yang dimilikinya dan kehadiran penyandang cacat netra dalam musabaqoh Alquran adalah sebuah hak dan kita seharusnya tidak mencabut hak tersebut dari kelompok ini, tetapi musabaqoh ini harus diadakan secara independen."
Dia menekankan, seperti yang kita ketahui, seseorang cacat netra kehilangan nikmat penglihatan, oleh karena itu, musabaqoh Alquran harus bersaing dengan orang-orang semisalnya. Jika kita ingin jujur dan adil dalam musabaqoh ini, kita tidak boleh menempatkan mereka dalam kelompok orang biasa sehingga syarat-syarat kesetaraan tersedia untuk mereka, karena mendapatkan nikmat penglihatan adalah sebuah keistimewaan tersendiri.
Di penghujung ia mengatakan, “Saya berterima kasih kepada Allah untuk masalah ini, dan kehadiran di Iran telah menjadi pengalaman yang baik bagi saya, dan saya tidak pernah berpikir bahwa saya akan hadir di Iran sebagai juri Alquran, saya berterimakasih kepada Iran karena sambutan dan keramahtamahan yang ada, dan saya berharap pengalaman ini akan terulang lagi di tahun-tahun mendatang.”
Perlu disebutkan bahwa MTQ internasional perempuan ketiga diadakan dari 9-12 April, dengan dihadiri perwakilan dari 26 negara di hotel Homa di Teheran.